KOTA TANGERANG – Penutupan sepihak akses Jalan Lingkungan Gang Haji Duloh, Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, memicu protes keras dari warga setempat.
Jalan yang ditutup sejak 7 November 2025 itu diduga dilakukan oleh pihak pengembang PT Grand Nirwana Indah.
Akses tersebut merupakan satu-satunya jalan penghubung dari permukiman warga menuju Jalan Utama AMD Manunggal 10. Penutupan yang dilakukan secara tiba-tiba membuat ratusan warga kehilangan jalur mobilitas penting.
ADVERTISEMENT
Advertesment
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Forum Suara Rakyat (Fosura) Kota Tangerang, Bambang Wahyudi, menegaskan bahwa Jalan Lingkungan Haji Duloh bukan jalan baru. Ia menyebut jalan itu sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan dibangun menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Jalan ini sudah ada sejak dulu, bahkan sebelum saya lahir. Dan yang lebih penting, jalan ini dibangun menggunakan dana APBD, dari uang pajak rakyat,” ujar Bambang, Rabu, 19 November 2025.
Bambang mengungkapkan, penutupan jalan bermula dari surat pemberitahuan pengalihan jalan yang dikirimkan PT Grand Nirwana Indah melalui kuasa hukumnya kepada Lurah, RW, dan RT pada 27 Oktober 2025. Upaya pengembang menutup jalan memantik penolakan dari warga, tokoh masyarakat, RT, dan RW.
“Jalan itu terakhir dibangun dengan paving block sekitar tahun 2011 atau 2012. Artinya, di atas tanahnya ada aset Pemkot Tangerang,” jelasnya.
Ia bahkan menyoroti dugaan kejanggalan terhadap langkah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang.
“Setelah jalan ditutup, pada tanggal 17 November kemarin, pihak PUPR malah melakukan pengangkatan paving block. Ini aneh,” tambah Bambang.
Sudah Surati DPRD, Belum Ada Respons
Fosura telah melayangkan surat kepada DPRD Kota Tangerang pada 14 November 2025 untuk meminta audiensi. Tembusan surat juga dikirim kepada Wali Kota, Wakil Wali Kota, BPKD, Satpol PP, Camat, dan Lurah setempat. Namun hingga kini, belum ada tanggapan dari pihak terkait.
300 KK Terdampak: Warga Kehilangan Akses Total
Dampak penutupan jalan dirasakan langsung oleh warga. Salah satunya H. Yasin (75), pengusaha sewa tenda yang usahanya terhenti karena tidak bisa mengoperasikan kendaraan.
“Kalau begini terus, saya usaha apa? Mau makan susah. Semua pesanan tenda terpaksa saya cancel,” keluhnya. Enam karyawan yang menggantungkan nafkah dari usaha tersebut ikut terdampak.
Ketua RT 004/RW 002, Adam Hidayat, menyebut sedikitnya 300 Kartu Keluarga mengalami dampak serupa. Aktivitas harian warga lumpuh karena jalan alternatif tidak tersedia.
“PT Grand Nirwana Indah ini melakukan penutupan jalan tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya dan tidak ada sosialisasi juga dari pemerintah,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, Pemerintah Kota Tangerang maupun PT Grand Nirwana Indah belum memberikan pernyataan resmi terkait polemik tersebut. Warga berharap akses jalan segera dibuka kembali agar kegiatan sosial dan ekonomi mereka dapat berja
Penulis : Abdul
Editor : Hery Lubis





























