SUMATERA UTARA – Jumlah korban bencana banjir dan longsor yang melanda Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) terus bertambah. Hingga Rabu (27/11/2025) pukul 18.00 WIB, tercatat 64 warga meninggal dunia, puluhan mengalami luka-luka, dan 80 orang masih dinyatakan hilang. Data ini merupakan laporan sementara dari tim penanganan bencana di lapangan.
Banjir besar dan longsor yang dipicu cuaca ekstrem ini menerjang sejumlah kecamatan sejak 25 November 2025. Namun upaya penanganan terkendala parah akibat listrik padam dan jaringan komunikasi seluler serta internet terputus selama lebih dari 54 jam, sehingga informasi dari lapangan sangat terbatas.
Kota Sibolga: 30 Meninggal, 56 Luka, 48 Hilang
Sebanyak 30 warga Kota Sibolga dinyatakan meninggal dunia, dan 15 jenazah telah berhasil diidentifikasi. Para korban mayoritas ditemukan di kawasan terdampak terparah seperti Jalan Murai, SM Raja, dan Pancuran Pinang.
Selain itu, 56 warga mengalami luka-luka, sedangkan 48 orang masih hilang dan dalam pencarian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kabupaten Tapanuli Tengah: 34 Meninggal, 26 Luka, 32 Hilang
Di Kabupaten Tapanuli Tengah, jumlah korban meninggal mencapai 34 orang, tersebar di Kecamatan Tukka, Barus, Mardame, hingga pasien yang dievakuasi ke RSUD Pandan.
Sebanyak 26 orang luka-luka dan 32 orang belum ditemukan, diduga tertimbun material longsor maupun terseret arus banjir.
Wilayah Terdampak Luas
Kota Sibolga
Banjir dan longsor melanda beberapa titik padat penduduk, meliputi:
Angin Nauli (Sibolga Utara), Pancuran Gerobak (Sibolga Kota), Hutabarangan (Sibolga Utara), Pancuran Kerambil (Sibolga Sambas), dan Pasar Baru (Sibolga Kota).
Kabupaten Tapanuli Tengah
Daerah terdampak mencakup sembilan kecamatan:
Pinangsori, Pandan, Tukka, Sitahuis, Tapian Nauli, Lumut, Sarudik, Kolang, dan Barus.
Di sejumlah lokasi, jalan utama terputus, jembatan rusak, dan rumah penduduk hanyut terbawa air.
Tim Gabungan Kerahkan Pencarian Intensif
BPBD Kota Sibolga, BPBD Tapteng, Basarnas, TNI/Polri, relawan, dan unsur pemerintah setempat terus melakukan evakuasi serta pencarian korban hilang. Namun, kondisi di lapangan masih sangat menantang. Lumpur tebal, material longsor, cuaca yang tidak stabil, serta minimnya alat berat memperlambat operasi SAR.
Petugas juga melakukan pendataan para penyintas, membuka posko bantuan darurat, dan mengevakuasi warga ke titik aman yang berada di wilayah lebih tinggi.
Komunikasi Terputus, Akses Informasi Terbatas
Hingga laporan ini disusun, wilayah terdampak masih mengalami pemadaman listrik total. Jaringan telekomunikasi seluler dan internet pun masih lumpuh sejak 25 November 2025 pukul 13.00 WIB.
Akibatnya, sejumlah laporan dan permintaan bantuan darurat sulit dikirimkan dari daerah terisolasi.
Informasi yang diperoleh dalam berita ini dikirim menggunakan akses internet terbatas milik Distrik Navigasi Klas IIIA Sibolga.
Sumber Informasi
- Kasi Intelijen Kejari Sibolga
- Basarnas Tapteng
- BPBD Kota Sibolga
- BPBD Kabupaten Tapteng
- Staf Intelijen Kejari Sibolga
Penulis : mansur lubis
Editor : pjm
Sumber Berita : duadimensi.com





























