KABUPATEN BEKASI – Dinobatkan sebagai daerah tanggap darurat bencana kekeringan pada sejak 30 Agustus hingga 26 September 2024, wilayah Kabupaten Bekas kini berubah menjadi masa transisi dengan penurunan area terdampak secara signifikan.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari Fraksi Partai Gerindra Darissalam mengatakan kekurangan di wilayah Bekasi adalah langganan pertahunnya apa bila musim kemarau tiba, apa lagi saat ini dalam cuaca extrim.
“Dengan adanya surat edaran darurat kekeringan yang dilakukan PJ Bupati Bekasi pada saat itu, dengan gerak cepat banyak alat berat diturunkan untuk melakukan normalisasi sehingga ini dapat di manfaatkan oleh para petani untuk saat ini.” terangnya kepada awak media pada Selasa (01/10/2024) saat di temui di kediamannya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun perlu di perhatikan, masih kata Darissalam Pentingnya pembangunan infrastruktur untuk pertanian ini sangat diperlukan, karena usia bangunan di kali sekunder tersier sudah puluhan tahun dan itu di perlukan perawatan yang continue.
“Sarana prasarana seperti saluran air, alat alat pertanian dan sebagainya itu yang sangat diperlukan oleh para petani sangat penting, sehingga manakala terjadi musim kemarau panjang jadi debit air yang di distribusikan ke petani dari PJT ini bisa maksimal untuk dimanfaatkan oleh petani.” ucapnya.
Anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari Dapil IV (Empat) ini juga memaparkan, Kabupaten Bekasi ini masih mengandalkan sektor pertanian khususnya di wilayah utara, hampir 80% masyarakat ini adalah petani sehingga petani ini merupakan potensi yang harus di tingkatkan dan di kembangkan.
“Pengembangan sumber daya manusia itu juga perlu, sehingga kita bisa bertani bukan secara tradisional akan tetapi bertani secara modern, seperti negara negara yang lain, dengan memakai sistem pertanian modern,” sambungnya.
Menurut Darissalam yang dirinya menyebut berasal dari Petani, masih banyak solusi untuk pertanian, mana kala ada yang tidak terkena irigasi tehnis, bisa dibuatkan bendungan bendungan kecil di saluran pembuangan, kemudian bisa juga yang jauh dari saluran pembuangan bisa dibuatkan sumur bor akan tetapi hal itu perlu tenaga ahli dan penelitian sehingga harus mencari titik yang akan dibuatkan sumur bor.
“Insyaallah saya akan diberikan kepercayaan oleh pimpinan di komisi II, disini saatnya saya akan memperjuangkan yang menjadi kebutuhan dan aspirasi petani, disaat kepercayaan itu diberikan ke saya maka saya sendiri akan fokus memperjuangkan di sektor pertanian.” ujarnya.
Dirinya juga berharap, pemerintah daerah agar kedepannya menjadikan pertanian ini salah satu sebagai prioritas, meskipun Bekasi ini sebagai wilayah kota industri.
“Nyatanya meskipun menjadi kota industri terbesar di asia tenggara, Pemerintah Daerah belum mampu menyerap maksimal untuk tenaga kerja di wilayah Kabupaten Bekasi, maka dari itu harus menyiapkan lapangan kerja yang lain termasuk salah satunya adalah pertanian, karena potensi pertanian ini masih sangat memadai untuk di tingkatkan.” pungkasnya.
Penulis : Latif
Editor : Hery Lubis