MEDAN – Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) akan menggelar Perayaan Natal Nasional 2025 di Stadion Tenis Indoor Senayan pada Senin (5/1/2026). Perayaan tersebut sekaligus dipersembahkan sebagai bentuk solidaritas bagi rakyat Palestina.
Ketua Panitia Natal Nasional 2025, Maruarar Sirait (Ara), menyampaikan bahwa rencana tersebut telah diketahui dan disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto. Hal itu juga dianggap sebagai bagian dari arahan presiden. “Rencana tersebut telah diketahui langsung oleh Presiden Prabowo,” kata Wakil Ketua Bidang Politik DPD PDI Perjuangan Sumut, Sutrisno Pangaribuan, melalui pesan WhatsApp, Minggu (30/11).
Menurut Sutrisno, langkah Ara yang menjadikan Perayaan Natal Nasional sebagai bentuk dukungan bagi Palestina menunjukkan bahwa Ara lahir dan dibesarkan sebagai politisi yang memahami nilai-nilai PDI Perjuangan—satu-satunya partai di Indonesia yang secara konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. “Pelajaran cinta kasih dan solidaritas lintas batas untuk Palestina itu diperoleh Ara dari PDI Perjuangan. Contohnya seperti yang ditunjukkan Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster yang berani menolak kehadiran tim Israel menyanyikan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera Israel dalam gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia,” jelasnya.
Ia melanjutkan, meski mendapatkan tekanan, Ganjar dan Koster tetap berpendirian menolak keikutsertaan Tim Israel U-20 sehingga FIFA akhirnya membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah. Tidak lama setelah itu, Ara memilih mundur dari PDI Perjuangan, partai yang membesarkannya sejak awal karier politik. Namun kini, setelah ditunjuk Presiden Prabowo sebagai Menteri dan kemudian dipercaya menjadi Ketua Panitia Natal Nasional 2025, Ara kembali menunjukkan solidaritas terhadap Palestina.
“Sebagai mantan kader PDI Perjuangan, Ara tampaknya tetap menjaga nilai-nilai dan ajaran partai tersebut. Ia belajar dari Ganjar dan Koster. Komitmen Presiden Prabowo dan Menteri Ara bersama KWI dan PGI terhadap Palestina melalui perayaan Natal nasional patut dihargai. Solidaritas lintas batas itu diwujudkan melalui momentum Natal. Sinergi antara pemerintah dan gereja, bahkan dengan semua agama, harus terus dirawat demi kemanusiaan,” imbuhnya.
Sutrisno menegaskan bahwa Ara patut didukung dalam rencana membantu rakyat Palestina. Namun ia mengingatkan bahwa Panitia Natal Nasional 2025 juga perlu menunjukkan kepedulian yang sama untuk korban bencana alam di Sumatera Utara (Sumut). “Ribuan warga Sumut akan merayakan Natal 2025 dalam duka setelah kehilangan keluarga, rumah, dan harta benda. Ara harus bergerak cepat mengumpulkan bantuan bagi mereka, agar tidak muncul kesan bahwa ia lebih peduli ke bangsa lain daripada bangsanya sendiri.”
Ia menambahkan bahwa PDI Perjuangan Sumut sudah bergerak cepat membuka dapur umum di Medan, menyediakan tempat pengungsian di Tapteng, serta menyalurkan bantuan pangan dari kader DPR RI, DPRD, dan struktur partai. “Dengan posisi dan akses yang dimiliki Ara saat ini, seharusnya ia lebih mudah menggerakkan bantuan bagi warga Sumut,” tegasnya.
Sutrisno juga menghimbau Panitia Natal Nasional 2025 agar segera melakukan langkah konkret seperti pengumpulan donasi dan penyaluran bantuan bagi warga terdampak bencana di Sumut. Ia menyarankan agar panitia bekerja sama dengan gereja-gereja di wilayah bencana. “Dengan demikian, nilai cinta kasih dan solidaritas lintas batas yang diwujudkan dalam perayaan Natal dapat mengalir dari Sumut hingga Palestina. Ara juga harus membantu Bobby Nasution yang dinilai belum mampu memimpin penanganan bencana di Sumut,” harapnya.
Penulis : Mansyur Lubis
Editor : Hery Lubis































