JAKARTA – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat akan menggelar kegiatan bertajuk “Kaleidoskop Media Massa Indonesia 2025” sebagai agenda penutup tahun 2025. Acara ini dijadwalkan berlangsung di Aula Dewan Pers, Jalan Kebun Sirih, Jakarta, pada Selasa (23/12/2025) mulai pukul 13.30 WIB.
Kegiatan tersebut bertujuan mendiskusikan berbagai peristiwa penting serta dinamika dunia media massa dan jurnalisme nasional sepanjang tahun 2025. Sejumlah tokoh media, akademisi, dan budayawan dijadwalkan hadir untuk membahas isu-isu strategis yang dihadapi media di tengah perubahan ekosistem informasi yang semakin cepat.
Ketua Panitia Kaleidoskop Media Massa 2025, Agus Sudibyo, mengatakan kegiatan ini menjadi agenda refleksi akhir tahun PWI sekaligus kick off menuju puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2026 yang akan digelar di Serang, Banten, pada Februari 2026 mendatang.
“Melalui kaleidoskop ini, kita ingin melihat kembali perjalanan media massa Indonesia sepanjang 2025. Apa saja peristiwa penting yang terjadi, bagaimana peran media sebagai pilar keempat demokrasi, serta bagaimana jurnalisme beradaptasi dengan perubahan zaman,” ujar Agus Sudibyo.
Acara ini merupakan kerja sama PWI Pusat dengan kanal podcast AFU (Akbar Faisal Uncensored) dan akan disiarkan secara langsung melalui live streaming, dengan Akbar Faisal sebagai host. PWI Pusat juga mengundang Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid serta Ketua Dewan Pers Prof. Komarudin Hidayat sebagai keynote speakers.
Pada kesempatan tersebut, Ketua PWI Pusat Achmad Munir dijadwalkan menyampaikan Deklarasi Akhir Tahun bertema “Deklarasi Kebencanaan”, sebagai respons terhadap bencana banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera.
Sejumlah anggota Dewan Pakar PWI juga menyatakan kesediaannya untuk menjadi pembicara, di antaranya Effendi Gazali dari Universitas Indonesia dan Sujiwo Tedjo, budayawan asal Jawa Timur.
Menurut Agus Sudibyo, Kaleidoskop Media Massa Indonesia 2025 tidak hanya bertujuan merangkum peristiwa sepanjang tahun, tetapi juga menjadi sarana evaluasi diri insan pers dalam menghadapi tantangan ke depan.
“Supremasi algoritma sudah di depan mata. Evolusi pola konsumsi media menjadi keniscayaan, ditambah ledakan pengaruh teknologi kecerdasan buatan yang membawa perubahan sangat cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, disrupsi teknologi telah melahirkan relasi kuasa dan pola komunikasi baru dalam dunia media. Karena itu, momentum akhir tahun dinilai tepat bagi insan pers nasional untuk bersama-sama mendialogkan dan merumuskan sikap menghadapi tantangan tersebut.
“Ini menjadi ruang refleksi dan proyeksi agar pers Indonesia tetap relevan, berintegritas, dan berpihak pada kepentingan publik,” pungkasnya.
Penulis : abdul
Editor : pjm
Sumber Berita : duadimensi.com





























