JAKARTA – Tokoh sekaligus pemuka agama Ust.Khairul Anwar Mursan menilai rencana penghapusan kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) bukanlah langkah yang tepat untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan perbedaan keyakinan di Indonesia.
Menurutnya, persoalan yang muncul bukan terletak pada pencantuman agama di KTP, melainkan pada sikap sebagian pemuka agama dan masyarakat yang masih saling bertentangan.
“Kalau identitas agama di KTP dihilangkan, tapi para tokoh agama dan masyarakat masih saling bertentangan, masalah tidak akan selesai,” ujarnya.
Khairul menegaskan, selama ini Indonesia telah memiliki enam agama yang hidup rukun, aman, dan damai. Karena itu, ia menilai penghapusan kolom agama justru dapat menimbulkan persoalan baru.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Selama ini umat Muslim dan non-Muslim sudah saling menghargai, saling bertoleransi, dan menjalin silaturahmi dengan penuh kasih sayang,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan agar perbedaan pendapat dalam kehidupan sehari-hari tidak dijadikan alasan untuk memperkeruh hubungan antarumat beragama.
“Jangan sampai perbedaan pandangan dijadikan persoalan agama, karena bisa menimbulkan keributan, kerusakan, dan kehancuran,” katanya.
Khairul mencontohkan kerukunan yang sudah terjalin di Indonesia:
“Islam dengan Islamnya, Hindu dengan Hindunya, Buddha dengan Buddhanya, Katolik dengan Katoliknya, Protestan dengan Protestannya, dan Khonghucu dengan Khonghucunya. Semua hidup berdampingan dalam damai,” ungkapnya.
Ia berharap komunikasi antar-pemuka agama tidak hanya sebatas simbol atau formalitas, melainkan benar-benar menjadi wadah kebersamaan dalam keberagaman menuju kedamaian.
“Jika kolom agama di KTP dikosongkan, hal itu justru akan menyulitkan dalam bersosialisasi di tengah masyarakat,” pungkasnya.
Khairul menutup dengan ajakan agar seluruh elemen masyarakat menjaga persatuan dan saling menghormati perbedaan.
“Mari kita saling menengok kanan dan kiri, melihat ke depan dan belakang dengan pandangan kasih sayang. Menuju Indonesia yang satu, damai, dan tenteram,” katanya.
Penulis : KAM
Editor : Hery Lubis




























